Kamis, 28 Juni 2012

Pengujian Distribusi Besar Butir


1. Pengertian Distribusi Besar Pasir Cetak
Distribusi besar pasir cetak adalah persebaran butiran pasir atau prosentase besaran butir pada pasir cetak. Suatu cara untuk menyatakan prosentase ukuran besarnya butir pasir ditunjukkan dengan GFN (Grain Finnest Number) merupakan ukuran kehalusan rata-rata butir pasir. Seemakin tinggi angkanya maka pasir semakin halus dan daya salur udaranya (permeabilitas) relative rendah.
Pada umumnya pasir cetak terdiri dari butiran-butiran dengan ukuran sama. Untuk mengetahui distribusi dai butir-butir pasir yang mempunyai besar butir yang berbeda-beda, maka dilakukan analisa acak (Slave Analisis).
Distribusi ukuran buti pasir dapat dibagi dalam empat jenis :
1. Distribusi ukuran sempit, artinya susunan ukuran butirr hanya terdiri dari kurang lebih dua fraksi saja.
2. Distribusi ukuran butir sangat sempit, 90 % dari ukuran besar butir tediri dari satu fraksi saja.
3. Distribusi ukuran butir lebar, artinya ukuran butir tediri dari kurang lebih tiga fraksi.
4. Distribusi ukuran butir sangat lebar, susunan ukuran butir tediri lebih dari tiga faksi.
Distribusi pasir sempit akan memberikan permeabilitas yang lebih tinggi dan sebaliknya. Distribusi ukuran butir berpengaruh juga pada kekuatan cetakan. Distribusi ukuran butir lebar akan memberikan kekuatan pasir cetak yang lebih tinggi.

2. Jenis-jenis Pasir Cetak
Pasir cetak yang digunakan sebagai bahan cetakan secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pasir cetak yang dapat langsung digunakan
a. Pasir Gunung
Pasir ini banyak ditemukan di Gunung yang umumnya digali dari lapisan tua. pasir ini mengandung lempung dan kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur dengan air.
2. Pasir cetak yang tidak dapat langsung digunakan
a. Pasir Pantai
Pasir ini dapat diambil dai pantai dan pasir ini tidak dapat melekat dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan pengikat. Pasir ini mengandung kotoan yang banyak seperti ikatan organik.

b. Pasir Sungai
Pasir yang umumnya diambil dari sungai dan tidak dapat melekat dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-butirannya satu sama lain.


c. Pasir Silika Alami
Pasir ini dapat diambil di Pegunungan dalam keadaan alamiah dan tidak dapat melekat dengan sendirinya, sehingga dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-butirannya satu sama lain. Pasir ini mengandung unsur utama SiO2 dan kotoran lainnya seperti mika/fosfor.

d. Pasir Silika Buatan
Pasir silika buatan ini dapat diperoleh dengan cara memecah batu kwarsa atau kuarsit. Pasir ini tetap mengandung unsur utama yaitu SiO2.

e. Pasir Chromit
Pasir yang mempunyai senyawa Fe2O4, Cl2O4. Ini merupakan pasir yang bisa digunakan sebagai pasir cetak. Pasir yang berkualitas tinggi dengan sedikit impurilis yang mempunyai ekspansi themal rendah dan konduktivitas thermal yang tinggi. Pasir chromit ini juga memiliki refraktori yang bagus
f. Pasir Zirkon
Pasir zircon ada yang berwarna dan ada yang tidak berwarna. Pasir yang mempunyai formula ZrO2, SiO2. Pasir zikon yang berwarna biasanya warnanya coklat atau merah kekuning-kuningan.

3. Macam-macam Bentuk Butiran Pasir Cetak
Macam-macam Bentuk Butiran Pasir Cetak, yaitu :

Gambar Bentuk Butir-butir dari Pasir Cetak
Sumber : Tata Surdia. ”Teknik Pengecoran Logam”. Hal 110 

1. Butir Pasir Bulat (Round Grain)
Butiran bulat terbentuk karena butir butir sedang bergesekan berulang-ulang akibat adanya angin, gelombang atau aliaran air sehingga menghasilkan bentuk bulat. Bentuk ini dalam struktur pemadatan bersinggungan antara satu dengan yang lain sehingga memerlukan jumlah pengikat yang sedikit tapi permeabilitasnya tinggi. Jenis butir ini umumnya tebentuk membulatdan hamper tidak ada yang membentuk sudut.
Kelebihan :
- Permeabilitasnya tinggi karena luas bidang kontak anta butir sedikit sehingga rongga yang tebentuk besar
- sedikit memerluka jumlah pengikat
Kekurangan :
- kekuatannya rendah karena luas bidang kontaknya kecil sehingga banyak tedapat rongga-rongga

2. Butir Pasir Sebagian Bersudut (Sub Angular Grain)
Butiran sebagian bersudut terjadi karena butiran besudut saling begerak dan bertumbukan sehingga sudutnya pecah dan membentuk sub angular grain. Permeabilitas butian ini lebih rendah daripada butir pasir bulat, disebabkan oleh lebih banyaknya luas bidang kontak sehingga ronga-rongga yang ada lebih sempit. Namun kekuatannya lebih tinggi daripada buti pasir bulat. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyaknya luas bidang kontak, sehingga kerapatan antar butir tinggi dan rongga-rongganya lebih sempit.
Kelebihan :
- kekuatannya lebih tinggi karena luas bidang kontaknya lebih besar sehingga rongga-rongga antar butir lebih sempit
Kekurangan :
- memerlukan jumlah pengikat agak banyak
- permeabilitasnya lebih rendah, karena luas bidang kontak antar butir lebih besar sehingga rongga-rongga antar butir lebih sempit untuk dialiri udara
3. Butir Pasir Bersudut (Angular Grain)
Bentuk butinya mayoritas bersudut, namun sudut yang terbentuk belum terlalu runcing. Butiran bersudut terbentuk oleh dekomposisi bahan tanpa ada gesekan. Butiran ini memiliki permeabilitas rendah disbanding dengan butir pasir sebagian bersudut dan butir pasir bulat dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar, sehingga rongga-rongga yang ada sempit. Akan tetapi, butiran bersudut ini memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan butiran sebagian bersudut, dikarenakan luas bidang kontaknya yang lebih besar dan rongga-rongga yang ada sempit, sehingga kerapatannya tinggi.
Kelebihan :
- kekuatannya lebih tinggi daripada butirr bulat dan butir sebagian besudut, karena luas bidang kontaknya lebih besar dan rongga-rongga yang ada kecil, sehingga kerapatannya tinggi
Kekurangan :
- memerlukan pengikat dalam jumlah yang banyak
- permeabilitasnya lebih rendah dibandingkan dengan buti bulat dan buti sebagian bersudut, dikarenakan luas bidang kontaknya yang lebih besar, sehingga rongga-rongga antar butirnya lebih sempit

4. Butir Pasir Kristal (Compound Grain)
Bentuk butir dari pasir ini memiliki sudut yang kurang pada ujung-ujungnya. Butiran ini memiliki permeabilitas yang rendah sekali dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar akibat butir kristal yang pecah menjadi kecil-kecil dan mengisi rongga-rongga. Namun memiliki kekuatan yang besar dikarenakan luas bidang kontak yang ada lebih besar akibat butir kristal pecah menjadi kecil-kecil dan mengisi rongga-rongga antar butir, sehingga kerapatannya tinggi.
Kelebihan :
- kekuatannya lebih tinggi daripada lainnya dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar akibat kristal yang pecah dan mengisi rongga-rongga antar butir sehingga kerapatannya tinggi
Kekurangan :
- memerlukan pengikat yang sangat banyak
- permeabilitas lebih rendah daripada buti lainnya dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar akibat butir Kristal yang pecah dan mengisi rongga-rongga sehingga udara yang mengalir sedikit
Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya baik. Pasir butir kristal kurang baik untuk pasir cetak sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran serta memberikan ketahanan api dan pemeabilitas buruk pada cetakan dan selanjutnya membutuhnkan pengikat dalam jumlah banyak.
Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir tesaring yang mempunyai ukuran seagam. Besar butir yang diinginkan adalah dari tiga mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir yang seragam. (Tata Surdia. “Teknik Pengecoran Logam”. Hal 111)

4. Syarat-syarat dan Komposisi Pasir Cetak
A. Syarat-syarat Pasir Cetak
1. Mempunyai sifat mampu bentuk yang baik
Pasir cetak harus mempunyai sifat ini karena untuk menyesuaikan pola dan cetakan yang dihasilkan harus kuat, sehingga tidak mudah usak karena dipindah-pindahkan dan mampu menahan logam cair ketika dibuang ke dalam cetakan.
2. Permeabilitas yang cocok
Permeabilitas adalah kemampuan suatu pasir cetak untuk dialiri suatu fluida (yang dimaksud adalah udara). Pasir cetak harus memiliki sifat ini agar dapat menyerap udaa yang terjebak. Permeabilitasnya harus cocok karena jika pemeabilitasnya kurang maka kemampuan alir udara juga kurang sehingga dapat menyebabkan udara terjebak dan jika permeabilitasnya terlalu tinggi maka akan mengalami cacat permukaan.
3. Distribusi besar butir yang cocok
Distribusi besar butir harus cocok karena akan bepengaruh terhadap hasil coran. Apabila distribusi besar butir kurang baik, maksudnya butir pasir satu dengan lainnya terlalu padat, sehingga udara atau gas yang timbul dalam rongga cetakan akan sulit keluar dan akan menimbulkan cacat. Namun jika distribusi besar buti cocok, maka hasil coran akan baik. Karena dalam distribusi besar butir yang baik/cocok, permeabilitas juga akan baik sehingga berpengaruh juga pada hasil coran, yaitu coang yang baik dengan kekuatan yang baik pula. Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir tesaring yang mempunyai ukuran seagam. Besar butir yang diinginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari buti-butir pasir mempunyai ukuran dari 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir yang seragam. (Tata Surdia. “Teknik Pengecoran Logam”. Hal 111)
4. Tahan terhadap logam yang dituangkan (temperature tinggi)
Butir pasir dan pengikat harus mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap temperatur tinggi pada saat logam cair dengan tempeatu tinggi dituangkan ke dalam cetakan. Karena logam cair dengan temperatur tinggi mempunyai daya tumbuk yang membuat kecepatan alir tinggi, maka dari itu pasir cetak harus tahan temperatur tinggi.
5. Komposisi yang cocok
Dalam pembuatan pasir cetak, komposisi antara air, pasir, dan lempung harus cocok. Air sebagai activator yang dapat mengaktifkan daya ikat pada lempung, sehingga buti pasir satu dengan lainnya akan terikat karena lempung dapat terktivasi secara baik.
6. Pasir cetak harus murah dan mudah didapat serta dapat digunakan kembali supaya ekonomis.

B. Komposisi Pasir Cetak
1. Pasir
Pasir yang lazim digunakan adalah pasir silica. dalam beberapa hal didapat dari gunung dalam keadaan alamiah atau bisa juga dengan jalan memecah kuarsa. Semuanya memiliki bagian-bagian utama berupa SiO2 dan terkandung kotoran-kotoran seperti mika atau fosfor.
2. Air
Air berfungsi sebagai activator lempung sehingga dapat digunakan untuk mengikat pasir cetak. Kadar air tergantung dari lempung yang akan mengikat pasir cetak, biasanya berkisar 1,5 - 8 % (Richard W.H. “Principle of Metal Casting”. Hal 88).
3. Lempung
Lempung tediri dari coalinit, ilit, dan monmorilonit juga kuarsa, mika dan kotoran-kotoran lainnya. Jika lempung di tambah air berlebih maka akan menjadi pasta dan akan kehilangan daya ikat dan akhirnya tidak begitu lekat. Standar lempung yang digunakan pada pasi cetak adalah berkisar 2 – 50 % (Richard W.H. “Principle of Metal Casting”. Hal 86).
4. Pengikat Lain
Pengikat adalah bahan yang digunakan untuk mengikat butri-butir pada pasir cetak yang biasanya berukuran kurang dari 20 µ atau 0.0008 in ( Richard W.H. ”Principle of Metal Casting”. Hal 100). Iti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati pengering 1,5 – 3 %, seperti minyak biji rami (lissed oil), minyak kedelai atau minyak biji kol, dan dipanggang pada temperatur 200 – 250 oC. Meeka disebut dengan pasir inti minyak. Tetapi pasir hanya dibubuhi sedikit bentonit dan kanji supaya mudah dibentuk dan diolah meskipun pada temperatur kamar (Tata Surdia. “Teknik Pengecoran Logam”. Hal 111)
5. Tambahan Khusus
Tambahan khusus merupakan suatu bahan yang ditambahkan dalam pasir cetak agar dapat membuat cetakan yang lebih bagus dan halus. Contohnya adalah bubuk arang, tepung terigu, jelaga, kokas atau tepung grafit. Dibubuhkan kira-kira 1 % kepada pasir cetak agar permukaan coran menjadi halus, pembongkaran mudah, dan dalam beberapa hal mencegah permukaan kasar. Kelebihan tambahan menyebabkan cacat karena gas yang tebentuk. karena itu penting sekali dalam penggunaan tambahan khusus dengan jumlah yang cocok (Tata Surdia. “Teknik Pengecoran Logam”. Hal 111)

5. Pengaruh Distribusi Besar Butir Pasir Cetak terhadap Permeabilitas Pasir Cetak
Distribusi besar butir pasir cetak merupakan penyebaran besaran butir atau prosentase dari besaran pasir cetak yang akan digunakan sebagai cetakan.
- Jika butiran pasir cetak kecil maka permeabilitasnya kecil, karena luas bidang kontaknya besar, sehingga rongga yang ada kecil.
- Jika butiran pasir cetak besar maka permeabilitasnya besar, karena luas bidang kontaknya kecil, sehingga rongga yang ada lebar.
- Jika butian pasir cetak seragam maka permeabilitasnya besar, karena luas bidang kontaknya kecil, sehingga rongga yang ada besar.
- Jika butian pasir cetak tidak seragam maka permeabilitasnya kecil, karena luas bidang kontaknya besar akibat rongga-rongganya diisi oleh butir yang lebih kecil, sehingga rongganya sempit.
- Jika butian pasir cetak berbentuk kristal maka permeabilitasnya kecil, karena luas bidang kontaknya besar akibat butiran kristal pecah menjadi butiran kecil, sehingga mengisi rongganya.
- Jika butian pasir cetak berbentuk bulat maka permeabilitasnya besar, karena luas bidang kontaknya sedikit, sehingga terdapat rongga-rongga. 

6. Pengaruh Distribusi Besar Butir Pasir Cetak terhadap Kekuatan Pasir Cetak 
- Jika butiran pasir cetak kecil maka kekuatan pasir cetak besar, karena luas bidang kontaknya besar, sehingga kerapatannya tinggi.
- Jika butiran pasir cetak besar maka kekuatan pasir cetak kecil, karena luas bidang kontaknya kecil, sehingga kerapatannya rendah.
- Jika butian pasir cetak seragam maka kekuatan pasir cetak kecil, karena luas bidang kontaknya kecil, sehingga kerapatannya rendah.
- Jika butian pasir cetak tidak seragam maka kekuatan pasir cetak besar, karena luas bidang kontaknya besar akibat rongga rongga antar buti yang lebih besar diisi oleh butir yang lebih kecil, sehingga kerapatannya tinggi.
- Jika butian pasir cetak berbentuk kristal maka kekuatannya besar, karena luas bidang kontaknya besar akibat butiran kristal pecah menjadi butiran kecil, sehingga mengisi rongganya
- Jika butian pasir cetak berbentuk bulat maka kekuatan pasir cetak kecil, karena luas bidang kontaknya kecil, sehingga terdapat lebih banyak rongga-rongga

Pengikat Pasir cetak


1. Pengertian Pengikat
Pengikat adalah material yang memiliki daya tarik yang kuat terhadap air dan juga digunakan untuk mengikat butir-butir pada pasir cetak yang biasanya berukuran kurang dari 20 µ atau 0.0008 in ( Richard W.H. ”Principle of Metal Casting”. Hal 100).

2. Fungsi Pengikat
Fungsi yang utama dari pengikat yaitu untuk mengikat pasir cetak sekaligus pasir cetak mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan kekuatan dan permeabilitas yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat sehingga tidak rusak karena dipindah-pindah dan mudah dibongkar setelah dituangi logam cair. Disamping itu juga berfungsi sebagai penahan panas pada saat penuangan,hal ini karena pasir cetak dengan butir tidak seragam dapat dipadatkan dengan lempung sehingga mempunyai berat jenis yang tinggi,mempunyai permukaan sentuh yang luas dengan butir-butir didekatnya sehingga kekuatan untuk menahan panas akan lebih tinggi.(Tata Surdia. “Teknik Pengecoran Logam”. Hal 114)

3. Macam-macam Pengikat



a. Lempung/Tanah Liat
Tanah lempung dihasilkan oleh batuan yang berasal dari pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi terdiri dari unsur-unsurseperti silicon, oksigen, dan aluminium. Aktivitas panas bumi membuat pelapukan batuan silica oleh asam karbonat kemudian membentuk tanah lempung. Berikut ini jenis-jenis lempung,
1. Lempung Primer
Lempung primer adalah yang berasal dari pelapukan batuan feldspatik yang dipicu tenaga endogen dari batuan induk yang tidak berpindah. Mengingat sifat tanah liat ini tidak berpindah, lempung jenis ini lebih murni dari lempung sekunder. Lempung ini memiliki ciri putih atau putih kusam. Warna tersebut terbentuk karena lempung ini tidak terbawa dan tidak pernah bersentuhan dan bercampur dengan bahan organik dalam tanah seperti humus, daun busuk, dsb. Lempung jenis ini antara lain bentonit. Bentonit sendiri terdiri dari 2 macam yaitu :
a. Wyoming/Na Bentonit (Swelling Bentonit)
Na Bentonit punya daya mengembang hingga 8 kali bila dicelup ke air. Dalam keadaan kering berwarna putih dan keadaan basah serta terkena sinar matahari berwarna mengkilap.
b. Mg, Ca Bentonit (Non Swelling Bentonit)
Bentonit tipe ini kurang mengembang bila dicelup ke air dan tetap terdispersi ke dalam air. tetapi secara alami atau setelah diaktifkan oleh air maka mempunyai sifat menghisap yang baik.
2. Lempung Sekunder
Kebalikan lempung primer, jenis ini berasal dari pelapukan batuan feldspatik yang mengalami perpindahan jauh dari batuan induknya oleh tenaga eksogen. Dalam perjalanan perpindahannya, lempung ini tercampur dengan bahan-bahan organic dalam tanah yang mengubah sifat-sifatnya baik secara kimia atau fisika. Proses perjalanannya yang panjang membuat warnanya beragam. Yaitu, krem, abu-abu, coklat, merah jambu, dan kuning. Ketika dibakar akan berubah menjadi krem, abu-abu muda, hingga coklat muda ke coklat tua. Lempung jenis ini dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Tanah Liat Tahan Api ( Fire Clay)
Lempung ini biasanya terang keabu-abu gelap menuju hitam. Biasanya diperoleh di alam dalam wujud bongkahan yang menggumpal dan padat. Jenis ini tahan api dengan suhu tinggi tanpa mengubah bentuknya. Contoh dari lempung ini misalnya alumina dan silica.
b. Tanah Liat Stoneware
Jenis ini tidak mengalami perubahan bentukl saat pembakaran gerabah (earthware). Titik leburnya sekitar 14.000 oC. Biasanya jenis ini menjadi materinutama untuk membuat benda-benda keramik.
c. Tanah Liat Ball Clay
Jenis ini disebut tanah liat/lempung sedimen, memiliki butir-butir yang halus dengan daya plastis tinggi. pada umumnya berwarna abu-abu.
d. Tanah Liat Merah (Earthtnware Clay)
Memiliki tingkat plastis yang sedang dan membuatnya mudah dibentuk. memiliki warna bakar merah cokelat. titik leburnya berkisar antara 11.000-12.000 oC. Umumnya digunakan sebagai bahan pembuat genteng atau gerabah.
b. Semen (Cement)
Semen adalah hasilvindustri dan paduan bahan baku batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung atau tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya. Yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air, batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa silica oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (Fe2O3), dan magnesium oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dan jumlah yang sesuai.
- Semen abu/Portland adalah bubuk berwarna abu kebiru-biruan dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
- Semen putih (grey cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu yang digunakan untuk pekerjaan finishing. seperti sebagai filter atau pengisi.
- Oil well cement adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi/gas alam baik di darat atau di lepas pantai.
- Mixed and fly ash cement adalah campuran semen abu dengan pozzolan buatan (fly ash). Fly ash adalah hasil sampingan pembakaran batu bara yang mengandung amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida, dan oksida lain. Semen ini untuk membuat beton lebih keras.
(Beacukai.co.id)

4. Pengaruh Kadar Pengikat Terhadap Permeabilitas
Jika semakin tinggi kadar pengikat pada pasir cetak maka permeabilitas pasir cetak akan semakin
rendah. Karena semakin banyak/tinggi kadar pengikat maka ikatan antar butir pasirnya semakin kuat
dan rongga antar butirnya sebagian akan ditutupi pengikat yang tidak teraktivasi oleh air, sehingga
menurunkan prmeabilitasnya. Dan sebaliknya, jika kadar pengikat rendah, maka ikatan antar butir
pasirnya lemah dan banyak rongga yang tidak tertutupi oleh pengikat yang tidak teraktivasi, sehingga
permeabilitasnya tinggi.



Gambar Grafik Pengaruh Kadar Air dan Lempung pada Pasir diikat Lempung
Sumber : Tata Surdia. ”Teknik Pengecoran Logam”. Hal 112

5. Pengaruh Kadar Pengikat Terhadap Kekuatan
Kekuatan pasir cetak akan meningkat jika pada pasir cetak dicampur dengan lempung sampai 10%. Hal ini karena pasir cetak permukaan singgungnya diikat oleh lempung,namun jika penambahan lebih dari 10% kekuatan cenderung konstan. Ini disebabkan karena lempung tidak lagi mengikat pasir saja,namun uga mengikat butiran antar lempung.

Ø Kekuatan tekan basah
Kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah pasir tersebut dicampur dengan air sehingga menjadi kuat. Apabila kadar lempung sedikit maka kekuatan basah akan turun karena pasir sedikit diikat oleh lempung dan jika kadar lempung bertambah maka kekuatan pasir cetak cenderung bertambah. Begitu pula pada penambahan kadar air akan bertambah kekuatanya tetapi cenderung turun setelah pada penambahan pada kadar air tertentu.

Ø Kekuatan tekan kering
Setelah proses penuangan,pasir yang berbatasan dengan logam cair secara cepat akan mengurangi kadar air yang berubah menjadi uap panas. Pasir tersebut mempunyai kekuatan untuk menahan erosi dan tekan statis dari tekanan logam,kekuatan inilah yang disebut kekuatan tekan kering. Apabila kadar lempung meningkat dan kadar air tetap maka kekuatan pasir cetak meningkat,namun apabila kadar lempung berubah maka kekuatan akan cenderung konstan. Jika kadar lempung berkurang dan kadar air tetap maka kekuatan tekan kering akan semakin turun karena daya ikat lempung akan semakin berkurang. Apabila kadar air meningkat dengan kadar lempung tetap maka akan meningkatkan kekuatanya sehingga faktor yang memberikan pengaruh besar pada kekuatan tekan kering adalah kadar air sebelum penuangan.



Pantai Licin

Pantai licin terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang
Pantai licin merupakan pantai dengan pasir putih, disana belum banyak terjamah manusia sehingga membuatnya masih sangat alami. masih belum ada pedagang-pedagang disekitar pantai, maupun penginapan.
Pantai licin merupakan pantai dengan karang batauan andesit hasil letusan Gunung Semeru yang bermuara ke utara pantai licin.
Dalam perjalanan ke sana kita akan disuguhi pemandangan alam,langit,bukit,tebing dan hutan yang sangat indah. bahkan anda akan merasa terhibur sebelum sampai ke pantai. Tetapi jangan menganggap remeh perjalanan kesan,karena jalan yang dilalui untuk pergi kesana sangat berat, tanjakan dan turunan tajam, jalan yang berkelok-kelok dan yang paling parah adalah jalan rusak yang lebih dari 10 Km. jadi saya sarankan jangan membawa sepeda matic atau mobil, kalau ingin samapai disana.
Pantai licin berbatasan dengan Lumajang,hanya dipisahkan sungai aliran lahar Gunung semeru.
perjalanan ke pantai licin dari malang kira-kira 4-5 jam, sebaiknya anda kesana pada musim kemarau. karena pada musin hujan jalan yang dilalui akan lebih seram.
Setibanya di Pantai, Anda akan melihat hamparan pasir hitam. Hal ini memang tidak biasa, pantai biasanya berpasir putih. Hal ini dikarenakan didekat pantai ini ada aliran lahar dari Gunung Semeru yang bermuara di sisi timur pantai ini.
Pantai ini menyajikan pemandangan yang cukup bagus, mulai dari batu-batu karang, ombak yang berdebur menghantam jajaran karang, dari kejauhan anda juga dapat melihat Pulau Nusa Barung, masih banyak lagi yang bisa dilihat.



















Jumat, 04 Mei 2012

laporan monev PKMK soto peking getek


1.      TARGET LUARAN
Target luaran yang diharapkan adalah:
1.      Terwujudnya ketrampilan berwirausaha bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata untuk mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui usaha pembuatan warung makan soto bebek peking getek  sebagai tambahan kuliner asli  Indonesia
2.      Terciptanya masyarakat yang sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
3.      Terbentuknya kepedulian mahasiswa serta masyarakat terutama dalam upaya pelestarian dan konsistensi ternak itik pedaging.
4.      Terciptanya lapangan usaha yang inofatif dan mempunyai profit yang bagus.
2.      Metode
      a.      Waktu Pelaksanaan Program
      Penyediaan Bahan dan Peralatan Produksi                      : Bulan I
      Promosi, Reseach dan Persiapan pelaksanaan                  : Bulan I
      Pelaksanaan                                                                       : Bulan II- IV
      Evaluasi                                                                             : Bulan IV
     b.      Tempat Pelaksanaan Program
                        Tempat pelaksanaan program bertempat di JL.  Raya Kepuh Harjo, Karang Ploso, Malang

     c.       Alat dan Bahan
1.   Alat yang diperlukan sebagai alat produksi ”Soto Bebek Peking Gethek”, meliputi :

§  Wajan
§  Irus
§  Kompor gas
§  Kain Blacu
§  Baskom
§  Ember
§  Kentongan
§  Plastik ukuran 0,25 kg
§  Mangkok Chinese
§  Sendok, dan garpu
§  Panci besar
§  Rombong



2.   Bahan yang diperlukan dalam proses produksi ”Soto Peking Getek”, meliputi :
300 gram bebek peking1.500 ml air untuk merebus

1 cm lengkuas, memarkan

2 butir cengkih

1 tangkai serai, memarkan
garam secukupnya
minyak untuk menumis

Menyiapkan Bumbu yang di haluskan  :

5 butir bawang merah

3 siung bawang putih

2 cm kunyit
2 cm jahe
1/2 sendok teh merica
1 1/2 sendok teh ketumbar
4 butir kemiri

Menyiapkan Pelengkap :

100 gram taoge

50 gram soun, rendam

100 gram kol putih, iris halus
2 butir telur rebus, belah dua
1 sendok makan bawang putih goreng
jeruk nipis
sambal cabai rawit
kecap manis

Proses dan Spesifikasi Usaha
  1. Pelaksanaan Program
a.       Place, Tempat pelaksanaan usaha berada di daerah kepuh harjo Karang Ploso, lokasi usaha bertempat di pinggir jalan raya, sehingga sangat strategis digunakan sebagai tempat usaha. Selain itu lokasi usaha mempunyai lahan yang cukup luas yang dapat digunakan untuk tempat parkir.

b.      Product, Rebus bebek peking  bersama lengkuas, cengkih, serai, dan garam.

Sementara itu buat bumbu halus, kemudian tumis hingga harum, masukkan dalam rebusan ayam. Angkat ayam kemudian suwir-suwir. Sisihkan.
Tata dalam mangkuk, taoge, soun, kol putih, ayam, telur rebus, dan tuangi dengan kuah. Lengkapi dengan sambal cabai, kecap manis, jeruk manis, dan taburi dengan bawang putih goreng.Untuk 5 porsi.
c.       Price, Harga yang kami berikan untuk 1 porsi soto bebek peking getek yaitu Rp. 6.000,00 karena agar dapat dijangkau semua kalangan, mulai dari kalangan bawah, menengah sampai atas.
d.      Promosi, dalam tahap awal promosi ini, kita baru melakukan promosi dengan melakukan penyebaran ukuran pamflet, stiker, dan untuk seterusnya kita akan melakukan pengembangan promosi dengan cara menawarkan lewat internet, seperti media jejaring sosial, blog dan juga berbagai forum. Sehingga promosi kita tidak terpaku pada area malang saja. Untuk itu kedepannya dapat menjadi usaha frencesh.
e.       Pengelolaan, usaha soto bebek peking getek dengan menyewa pegawai 2, sehingga tidak mengganggu kuliah para anggota. Untuk pengawasan dilakukan secara bergantian.
f.       Pembelian bahan baku, dapat diperoleh dipeternakan, pasar, atau langsung dari penduduk.
3.       Kemajuan Pekerjaan
Sampai saat ini kemajuan pekerjaan sudah 85 %
Dilihat dari :
a.       Place, untuk place sudah sesuai dengan segmen pasar dan strategis.
b.      Product, dalam produk selama ini belum ada keluhan dari konsumen, sehingga dapat disimpulkan sudah sesuai.
c.       Price, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal dan sudah memberikan keuntungan yang sesuai.
d.      Promosi, dalam promosi belum maksimal. Terutama untuk kalangan menengah. Sehingga dalam mengatasinya masih perlu dikaji ulang dan pelu adanya diskusi dengan dosen pembimbing.
e.       Pengelolaan, dalam pengelolaan belum mendapatkan masalah. Karena dalam pembagian pekerjaan sudah jelas.
f.       Pembelian bahan baku, bahan baku mudah didapat. Karena bebek bukan merupakan hewan ternak yang langka.
4.      Ketercapaian Target Luaran
No
NAMA KEGIATAN
BULAN I
BULAN II
BULAN III
BULAN IV
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
penyediaan bahan dan peralatan produsksi














2
Promosi













3
Pelaksanaan



4
Evaluasi








5
Penyusunan laporan awal














6
Diskusi dengan dosen pembimbing












7
Penyusunan laporan akhir














Target Luaran diperoleh dari hasil perbandingan antara jadwal kegiatan yang telah dirumuskan dengan LogBook*

*: LogBook Terlampir

5.      permasalahan dan Penyelesaian
     a)      Administratif
         Secara administratif, belum terdapat masalah yang signifikan pada pelaksanaan program “Soto Bebek Peking Getek”. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaannya yang tidak banyak membutuhkan hal-hal yang berhubungan dengan masalah administratif tetapi proses kinerja lebih bersifat teknis.
     b)     Teknis
Seiring dengan berlangsungnya kegiatan usaha “Soto Peking Getek” terdapat  masalah teknis yang ditemui, untuk saat ini masalah teknis hanya pada masalah lokasi usaha.
Masalah Lokasi Usaha
            Pada waktu pengajuan proposal kita merencanakan lokasi usaha berada di daerah ketawanggede, tetapi setelah kita melakukan tahap persiapan yaitu survey lokasi di beberapa tempat strategis di daerah ketawanggede dan daerah lain, kita sepakat menentukan lokasi usaha berada di daerah kepuh harjo, karang ploso. Dengan pertimbangan lokasi di daerah tersebut lebih luas, minim biaya, dan tempat tersebut mempunyai prospek untuk dilakukan pengembangan usaha, sehingga kita langsung menyewa untuk 1 tahun.
     c)      Organisasi Pelaksana
Dalam organisasi pelaksanaan program sudah ada pembagian tugas dan job descriptionyang diperankan oleh masing-masing anggota. Ada tiga peran yang dibagi agar tercipta kejelasan arah kerja,, pengorganisasian, tanggung jawab kerja, dan kelancaran komunikasi. Masing-masing peran itu yaitu:
1.      General Manager yang dipegang oleh Abdul Rohman Zaqi
2.      Manager keuangan dan proses produksi yang dipegang oleh saudara M. Ragil Adiyatma
3.      Manager pemasaran yang dipegang oleh saudara Sasmoko dan Hasan Ashari

   d)     Keuangan
         Untuk masalah keuangan saat ini hanya pada untuk pengembangan usaha.
6.      Penggunaan Biaya
·         Modal Awal (Dana Dikti 1)                            Rp 7.600.000,00
Pengeluaran
Pembelian aktiva Tetap                                   Rp 5.690.000,00
Biaya Research and Developing                     Rp    200.000,00
Biaya Tambahan                                             Rp  &nbrp; 100.000,00
Biaya Bahan Baku dan  tambahan  (5x)         Rp  1.500.000,00
Dana Akhir                                                    Rp    110.000,00

RINCIAN DANA
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
MODAL AWAL



Dana DIKTI Tahap I
Rp 7.600.000,-
-
Rp 7.600.000,-
AKTIVA TETAP



a.Ember Plastik 10 buah x @ Rp. 10.000,00 Rp.100.000,00
b.Mangkok 4 lusin x @ Rp. 50.000,00                        Rp.200.000,00
c.Sendok 8 lusin x @ Rp. 25.000,00                  Rp.200.000,00
d.Garpu 6 lusin x @ Rp. 25.000,00                    Rp.150.000,00
e.Pisau (setiap mangkok) 40 x @Rp.2.500,00 Rp.100.000,00
f. Blender 1 buah x @ Rp. 300.000,00                        Rp.300.000,00
g.Sewa Tempat (1 Tahun)                                           Rp.2.750.000,00
h. Meja 1 buah x Rp. 100.000,00                                Rp.100.000,00
i. Kompor atau tungku 5 x Rp.60.000,00                        Rp.300.000,00
j.  Gerobak                                                                  Rp.500.000,00
k. Penjapit makanan 5 buah x Rp. 5000,00   Rp.25.000,00
l.  Panci                                                                Rp.25.000,00
m. Kursi 12 buah x Rp. 25.000,00                              Rp.300.000,00
n. Taplak Meja 5 buah x Rp. 20.000,00                         Rp.100.000,00
o.  Sendok Sayur 5 buah x Rp. 5.000,00                        Rp.25.000,00
p. Etalase 1 unit                                                          Rp.300.000,00
q. Gelas 7 lusin x Rp. 30.000,00                                 Rp.210.000,00
r.  Tusuk Gigi                                                    Rp.5.000,00




































Rp. 5.690.000,-

Bahan baku 5 kali produksi



a. Daging bebek 25 ekor                    ::                              Rp.2.295.000,00
b. Buah (jeruk nipis )                                            Rp.5.000,00
c. Minyak Tanah (sesuai kebutuhan)                    Rp.  50.000,00
d. Minyak Goreng 30 Liter x Rp 2.500,-                         Rp.75.000,00
e. Tahu 10 buah x Rp. 2.000,-                              Rp.20.000,00
f.  Sayuran (sesuai kebutuhan)                                    Rp.15.000,00
g. Tepung Terigu (sesuai kebutuhan)                   Rp.100.000,00
h. Plastik                                                              Rp.10.000,00
i.  Aneka Bumbu (sesuai kebutuhan)                   Rp75.000,00



















Rp 1.500.000.-

BiayaBahan Baku Operasional Research and Developping



300 gram bebek peking1.500 ml air untuk merebus
1 cm lengkuas, memarkan
2 butir cengkih
1 tangkai serai, memarkan
garam secukupnya
minyak untuk menumis
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm kunyit
2 cm jahe
1/2 sendok teh merica
1 1/2 sendok teh ketumbar
4 butir kemiri
100 gram taoge
50 gram soun, rendam
100 gram kol putih, iris halus
2 butir telur rebus, belah dua
1 sendok makan bawang putih goreng
jeruk nipis
sambal cabai rawit
kecap manis
Biaya operasional



























Rp 200.000,-

Biaya Tambahan



Cetak banner 3x3  Rp 50.000,-
Listrik 1 bulan Rp 34.000,-
Gas 2 tabung Rp 16.000,-




Rp 100.000,-




Rp 110.000,-

7.      Dokumentasi Kegiatan